Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Pneumonia

A. Pengertian
Pneumonia adalah infeksi saluran pernapasan akut bagian bawah yang mengenai
parenkim paru yang biasanya terlokalisir di bronkiolus dan juga mengenai alveolus
dan sekitarnya. Penyebabnya adalah bakteri, virus, jamur dan benda asing (Bennete,
2013).

B. Pengkajian

  1. Data Subjektif
    a. Orang tua mengatakan anaknya batuk. Tanyakan sudah berapa lama batuk
    yang dialami
    b. Orang tua mengatakan anaknya demam. Tanyakan sudah berapa lama
    demam yang dialami. Berapa suhu tubuhnya jika ibu mengukur dengan
    thermometer.
  2. Data Objektif
    a. Hasil pengkajian yang sering ditemukan pada anak adalah
  • demam (peningkatan suhu tubuh yang mendadak juga merupakan tanda
    yang sering muncul pada anak)
  • batuk (batuk kering kemudian berlanjut ke batuk produktif)
  • anak akan memperlihatkan kesulitan bernapas
  • retraksi intercostal
  • nyeri dada
  • nyeri abdomen
  • krakles, kadang ronki basah
  • penurunan bunyi napas
  • pernapasan cuping hidung
  • sianosis,
  • adanya takipnea (frekuensi napas > 50x/menit – 2 bulan – < 12 bulan dan frekuensi napas > 40 x/menit – 2 bulan – < 5 tahun).
  • untuk pemeriksaan kardiovaskuler biasanya didapatkan takikardia.
  • untuk pemeriksaan neurologis pada anak biasanya mengeluh nyeri kepala, kesulitan tidur, gelisah, terdapat iritabilitas dan kemungkinan disertai kejang.
  • penurunan nafsu makan dan nyeri lambung, kelelahan, gelisah dan sianosis adalah gejala yang sering timbul.
    b. Pemeriksaan penunjang hasil rontgen thorax ditemukan adanya infiltrasi terlokalisasi atau menyebar pada kedua paru. Pemeriksaan sputum untuk menentukan jenis kuman.

C. Masalah Keperawatan

  1. Gangguan Pertukatan gas
  2. Bersihan jalan napas tidak efektif dikarenakan adanya spasme jalan napas, hipersekresi jalan napas, sekresi yang tertahan, proses infeksi) atau situasional seperti merokok pasif/terpajan polutan.
  3. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan energi
  4. hipertemia

D. Intervensi

  1. Manajemen jalan napas
    a. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
    b. Monitor bunyi napas tambahan (mengi/wheezing, ronki kering/krackles)
    c. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
    d. Posisikan semi fowler/fowler
    e. Anjurkan pemberian cairan oral/ASI
    f. Lakukan fisioterapi dada
    g. Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik (sekali penghisapan)
    h. Kolaborasi pemberian oksigen
    i. Kolaborasi pemberian bronkodilator/mukolitik, jika perlu

  • Fisioterapi dada
    Fisioterapi dada akan mendapatkan hasil yang efektif jika dilakukan sesuai tahapannya yaitu:

a. Postural drainage: Tindakan fisioterapi secara pasif yang dilakukan untuk melepaskan sekret dari berbagai segmen paru dengan menggunakan gaya gravitasi. Memposisikan pasien harus sesuai dengan area paru yang tersumbat oleh sekret sehingga sekret yang berada di bronkus akan bergerak ke arah trakea. Contoh:
1) sekret berada di bronkus lobus kanan (paru kanan) maka posisi pasien adalah miring ke kiri.
2) sekret berada bronkus lobus kiri (paru kiri) maka posisi pasien adalah miring ke kanan.
3) sekret berada di bronkus lateral kanan basalis (bawah) maka posisi pasien adalah berbaring miring ke kiri dan posisi Trendelenburg (dengan kaki lebih tinggi dari kepala).
4) sekret berada di bronkus lateral kiri basalis (bawah) maka posisi pasien adalah berbaring miring ke kanan dan posisi Trendelenburg (dengan kaki lebih tinggi dari kepala).
b. Perkusi/clapping: tepukan yang dilakukan pada dinding dada atau punggung dengan tangan di bentuk seperti mangkok.
Vibrasi: kompresi dan getaran manual pada dinding dada dengan tujuan menggerakkan sputum kearah jalan napas yang besar.
Tindakan perkusi dan vibrasi dilakukan 3 – 5 menit setiap bagian paru.
c. Pemberian oksigen
Peralatan yang harus disiapkan untuk pemasangan oksigen nasal kanul adalah:
1) tabung oksigen lengkap dengan manometer atau oksigen dinding,
2) pengukur aliran (flow meter),
3) humidifier yang sudah diisi dengan aquadest,
4) selang oksigen,
5) nasal kanula,
6) tanda dilarang merokok.
Langkah-langkah pemberian oksigen:
1) kaji kebutuhan pasien untuk pemberian oksigen dan kaji laju napas dengan menghitung frekuensi napas
2) cuci tangan
3) jelaskan prosedur yang akan dilakukan serta informed consent
4) jaga privasi pasien
5) hubungkan humidifier serta flow meter pada tabung oksigen, kemudian kanul ke selang oksigen/ humidifier
6) cek aliran oksigen dengan merasakan di punggung tangan
7) atur aliran oksigen sesuai indikasi
8) berikan posisi semi fowler/ fowler
9) pasang nasal kanula ke lubang hidung pasien
10) fiksasi nasal kanul
11) rapikah alat – alat
12) cuci tangan
12) dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

E. Evaluasi
Untuk mengevaluasi asuhan keperawatan pada pasien pneumonia, perawat mengharapkan bersihan jalan napas meningkat, pola napas membaik, pertukaran gas meningkat, termoregulasi membaik.
Pendidikan Kesehatan yang dapat diberikan kepada keluarga untuk menurunkan risiko pneumonia adalah menerapkan Perilaku Hidup Sehat dan Bersih (PHBS), cuci tangan yang benar, konsumsi makanan bergizi, lakukan imunisasi (HiB dan DPT).


REFERENSI
Hockenberry, M. J., Rodgers, C. C., & Wilson, D. M. (2016). Wong’s essentials of pediatric nursing. St. Louis: Mosby
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan indikator diagnostik (1st ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan tindakan keperawatan (1st ed). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan kriteria hasil keperawatan (1st ed). Jakarta: DPP PPNI.
Potter, P.A. & Perry, A. (2017/2011). Keperawatan Fundamental Vol 3. Ed. 7. (Terjemah Ennie Novieastari). Singapore: Elsivier Mosby.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *