Skala Nominal, Ordinal, Interval dan Rasio
Pada proses kuantifikasi, data maupun variabel dapat diklasifikasikan dalam empat jenis skala pengukuran yakni
Skala Nominal
Nominal merupakan skala pengukuran yang paling sederhana. Data ditetapkan atas dasar proses penggolongan, data bersifat membedakan. Angka-angka yang digunakan ini hanyalah sebagai kategori dan tidak mempunyai makna dan tidak bisa dipergunakan untuk perhitungan secara matematis. Misalnya jenis kelamin laki-laki dan perempuan, agama, dll.
Skala Ordinal
Data yang disusun atas dasar jenjang dalam atribut tertentu. Skala ini didasarkan pada ranking. Skala pengukuran ordinal ini digunakan dalam menentukan ranking suatu kelompok tertentu. Dalam ranking ini hanya dipertimbangkan urutan obyek dari hasil yang paling besar sampai yang paling kecil atau dari yang paling tinggi hingga paling rendah. Misalnya dalam pengetahuan klien tentang covid-19 (1=kurang, 2= cukup, 3= baik). Untuk mempermudah dalam mengkategori peringkat dalam penelitian biasanya dituliskan dalam presentasi
Skala Interval
Skala ini menunjukkan jarak antara satu data dengan data yang lain dan mempunyai bobot yang sama. Dalam skala interval hubungan tata urutan dan jarak antara angka-angkat itu mempunyai arti. Skala interval sudah memiliki nilai intrinsik, sudah memiliki jarak, tetapi jarak tersebut belum merupakan kelipatan (skala interval tidak memiliki nilai nol mutlak). Misalnya pengukuran suhu badan dapat membentuk variabel interval jika tiga buah objek A, B, dan C berturut-turut memberikan suhu dengan skala interval. Skala interval ini sudah benar-benar angka dan sudah dapat menerapkan semua operasi matematika serta peralatan statistik.
Skala Rasio
Skala rasio hampir sama dengan skala interval yang membedakannya adalah skala pengukuran rasio memiliki nilai nol mutlak dan jarak yang sama sedangkan interval tidak. Nilai nol mutlak ini artinya adalah nilai dasar yang tidak bisa diubah meskipun menggunakan skala yang lain. Pengukuran dari skala rasio misalnya tinggi dan berat badan. Misalnya berat benda A adalah 60 kg, sedangkan benda B adalah 90 kg, maka dapat dikatakan bahwa benda B dua kali lebih berat dibandingkan benda A. Contoh lainnya adalah umur, adar glukosa darah puasa, kadar oksigen, dan sebagainya.
Dengan mengetahui perbedaan skala pengukuran tersebut, maka kita dapat menentukan uji statistik dengan tepat. Skala data merupakan salah satu unsur penting dalam menentukan uji statistik