Asuhan Keperawatan Pada Pasien Tuberkulosis
A. Pengertian Tuberkulosis
Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit menular yang paling sering mengenai parenkim paru, biasanya disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis (Hurst, 2016) Tuberkulosis paru biasanya dapat ditularkan melalui droplet nuclei (percikan dahak), droplet tersebut dapat keluar pada saat berbicara, batuk, tertawa, bersin, atau menyanyi (Black & Hawks, 2014).
B. Etiologi Tuberkulosis
Bakteri, Mycobacterium tuberculosis, yakni kuman aerob yang dapat hidup terutama
diparu atau diberbagai organ tubuh lainnya yang mempunyai tekanan parsial oksigen
yang tinggi.
C. Tanda dan Gejala Tuberkulosis
- Data Subjektif:
a. Batuk-batuk selama selama 2-3 minggu atau lebih (dapat disertai dengan darah)
b. Sesak napas, lebih nyaman jika sertengah duduk.
c. Tidak nafsu makan
d. Badan lemah
e. Sulit tidur malam hari
f. Demam biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam.
g. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul
h. Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan
keluhan sakit dada. - Data Objektif:
a. Batuk produktif/ tidak produktif
b. Pasien tampak lemah
c. Tampak sesak
d. Demam
e. Suara napas Ronchi
f. Nafsu makan menurun
g. Berat badan menurun
h. Bakteri Tahan Asam (BTA) positif
i. Test tuberkulin : (PPD, Mantoux) ; reaksi positif (area durasi 10 mm) terjadi 48 – 72 jam setelah injeksi intra dermal.
j. Foto thorak: infiltat pada area paru atas
k. Bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara “mengi”,suara napas melemah yang disertai sesak.
D. Cara penularan Tuberkulosis
- Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif.
- Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak.
- Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalam waktu yang lama.
- Ventilasi udara yang baik dapat mengurangi jumlah percikan.
- Sementara sinar matahari langsung dapat membunuh kuman.
- Percikan dapat bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan lembab.
- Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat kepositifan hasil pemeriksaan dahak, makin menular pasien tersebut.
- Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB ditentukan oleh konsentrasi percikan dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.
E. Masalah Keperawatan
- Bersihan jalan napas tidak efektif
- Pola Napas tidak efektif
- Hipertermia
- Defisit Nutrisi
- Defisit pengetahuan
F. Pelaksanaan Keperawatan
- Bersihan jalan napas tidak efektif
a. Melakukan fisioterapi Dada:
1) Mengidentifikasi identifikasi penumpukan sputum paru-paru kanan dan kiri dengan auskultasi
2) Atur posisi pasien
3) Lakukan perkusi dengan telapak tangan ditangkupkan selama 3-5 menit
4) Di lanjutkan melakukan vibrasi dengan telapak tangan
Catatan: dilakukan 2 jam setelah makan, dan hindari perkusi tulang belakang
b. Jelaskan tentang kegunaan batuk yang efektif dan mengapa terdapat penumpukan sekret di saluranpernapasan.
c. Ajarkan tentang metode yang tepat pengontrolan batuk
1) Napas dalam dan perlahan saat duduk setegak mungkin.
2) Tahan napas selama 3 – 5 detik kemudian secara perlahan-lahan, keluarkan sebanyak mungkin melalui mulut. Lakukan napas ke dua , tahan dan batukkan dari dada dengan melakukan 2 batuk pendek dan kuat.
d. Auskultasi paru sebelum dan sesudah klien batuk.
e. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain : Dengan dokter : pemberian expectoran (mengeluarkan lendir/reak), pemberian antibiotika, konsul photo toraks.
- Pola Napas tidak efektif
a. Berikan posisi yang nyaman, biasanya dengan peninggian kepala tempat tidur.(semi fowler)
b. Observasi fungsi pernapasan, catat frekuensi pernapasan, sesak atau perubahan tanda-tanda vital.
c. Pertahankan perilaku tenang, bantu pasien untuk kontrol diri dengan menggunakan pernapasan lebih lambat dan dalam.
d. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain : Dengan dokter : pemberian antibiotika, pemeriksaan sputum dan kultur sputum, konsul photo toraks. - Defisit pengetahuan
a. Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang penyakit TB paru
b. Jelasakan perlunya disiplin dalan menuntaskan pengobatan TB paru
G. Evaluasi
- Jalan napas efektif
- Pola Napas efektif
- Pengetahuan pasien meningkat
- Defisit Nutrisi teratasi
DAFTAR PUSTAKA
Black, J.M,. & Hawks, J.H. (2014). Keperawatan medikal bedah: Manajemen klinis untuk hasil yang diharapkan. (edisi 8) buku 2. Singapura: Elsevier.
Brunner & Suddarth.(2013). Keperawatan medikal bedah. (edisi 12). Jakarta: EGC
Doengoes, M.E., Moorhouse, M.F., Murr, A.C. (2018). Rencana asuhan keperawatan: pedoman asuhan klien anak-dewasa. Jakarta: EGC
Herdman. T., H. (2012). Diagnosa keperawatan: definisi dan klasifikasi 2012-2014. Jakarta: EGC
Hurst. M. (2016). Belajar mudah keperawatan medikal bedah Vol.1.Jakarta: EGC
LeMone, P., Burke, K.M., & Bauldoff, G. (2016).Buku ajar keperawatan medikal bedah gangguan respirasi diagnosis keperawatan nanda pilihan, nic & noc. Jakarta: EGC.