Etika Keperawatan Pada Anak

Autonomy
Prinsip autonomy menegaskan bahwa seseorang memiliki kemerdekaan dalam menentukan keputusan dirinya menurut rencana pilihannya sendiri. Perawat menerima pilihan individu tanpa memperhatikan apakah pilihan tersebut merupakan kepentingan perseorangan atau bukan. Permasalahan dalam penerapan prinsip ini adalah adanya keterbatasan dari otonomi pasien yang dipengaruhi oleh banyak hal seperti tingkat kesadaran, usia, penyakit, lingkungan rumah sakit, ekonomi, dan ketersediaan informasi (Potter & Perry, 2017). Contoh, apabila seorang anak menolak untuk dilakukan tindakan keperawatan tertentu setelah diberikan penjelasan, maka perawat penting untuk menerima keputusan anak atau orang tua.


Freedom
Perilaku tanpa tekanan dari luar, memutuskan sesuatu tanpa tekanan atau paksaan dari orang lain. Siapapun bebas menentukan pilihannya tanpa mendapatkan paksaan dari pihak lain. Pasien atau keluarga mempunyai kebebasan dalam menerima atau menolak asuhan keperawatan yang diberikan (Potter & Perry, 2017). Contoh, saat akan diberikan tindakan keperawatan tertentu, anak dan keluarga bebas menentukan pilihan tanpa paksaan dari tenaga kesehatan yang ada.


Veracity
Melakukan kegiatan atau tindakan sesuai dengan nilai-nilai moral. Suatu kewajiban mengatakan hal yang sebernarnya tanpa membohongi orang lain. Perawat dituntut untuk menyampaikan kondisi perawatan pasien tanpa harus membohongi pasien. Selanjutnya perawat dalam melakukan tindakan kepada pasien harus berdasarkan SOP yang berlaku (Potter & Perry, 2017). Contoh, saat anak akan dilakukan tindakan pemasangan infus, perawat penting untuk jujur mengatakan bahwa anak akan dilakukan penusukan di area vena tertentu.


Justice
Pada prinsip ini, setiap orang harus diperlakukan sama, tanpa membedakan satu sama lain. Prinsip dari keadilan adalah setiap orang diperlakukan sama tanpa memandang perbedaan agama, ras, suku, bangsa, kelompok maupun keluarga. (Potter & Perry, 2017). Contoh, seorang perawat akan memperhatikan setiap anak di bawah tanggung jawabnya ketika berdinas walaupun ada pasien dari Papua dan Jawa, ada pasien yang beragama Islam dan Kristen, semua diberi perhatian yang sama.


Beneficence
Prinsip etik ini menekankan perawat dalam melakukan tindakan kepada pasien memberikan manfaat melebihi dari standar. Oleh karena itu, perawat dituntut untuk melakukan tindakan keperawatan dengan baik dan benar (Potter & Perry, 2017). Contoh, saat anak memerlukan tindakan untuk mengurangi rasa nyeri, seorang perawat mengkaji nyeri, menentukan intervensi yang tepat, kemudian perawat menambah intervensi dengan menyiapkan mainan yang anak suka.


Fidelity
Prinsip etik ini menerapkan kewajiban dalam menjalankan tugas dengan penuh kepercayaan dan tanggung jawab dan memenuhi janji. Tanggung jawab dalam konteks hubungan perawat pasien meliputi, menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab, menepati janji, dan memberikan perhatian (Potter & Perry, 2017). Contoh, seorang perawat berjanji setelah melakukan tindakan pemberian obat intravena akan kembali 30 menit kemudian untuk mengecek reaksi efek samping obat, dan perawat tersebut menepati janji dengan hadir di samping tempat tidur pasien.

daftar pustaka

Kyle, T. & Carman, S. (2013). Buku ajar keperawatan pediatrik. Edisi 2. Jakarta: EGC.
Wong, D. L. (2011). Nursing care of infant and children. Edition: 9. St Louis: Mosby
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan indikator diagnostik (1st ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan tindakan keperawatan (1st ed). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan kriteria hasil keperawatan (1st ed). Jakarta: DPP PPNI.
Potter, P.A. & Perry, A. (2017/2011). Keperawatan Fundamental Vol 3. Ed. 7. (Terjemah Ennie Novieastari). Singapore: Elsivier Mosby

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *