Konsep Asuhan Keperawatan Hepatitis

Laporan Pendahuluan Hepatitis

Konsep Penyakit Hepatitis

Konsep Asuhan Keperawatan Hepatitis

I. LAPORAN PENDAHULUAN KONSEP HEPATITIS

a. Definisi Hepatitis

Hepatitis adalah keadaan radang atau cedera pada hati, sebagai reaksi terhadap virus, obat atau alkohol (FKAUI, 2006).Hepatitis adalah infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler yang khas (Wening Sari, 2008). Penyakit hepatitis akut merupakan penyakit infeksi akut dengan gejala utama berhubungan erat dengan adanya nekrosis pada sel-sel hati (Kapita Selekta Kedokteran, 2005). Hepatitis merupakan infeksi pada hati, baik disebabkan oleh virus atau tidak. Hepatitis yang disebabkan  oleh virus ada tiga tipe, yaitu tipe A, tipe B, dan tipe C. hepatitis yang tidak disebabkan oleh virus biasanya disebabkan oleh adanya zat-zat kimia atau obat, seperti karbon tetraklorida, jamur racun, dan vinyl klorida (Asep suryana abdurahmat, 2010: 153).


b. Anatomi Fisiologi

Hati terletak di bawah diafragma kanan, dilindungi bagian bawah tulang iga kanan. Hati normal kenyal dengan permukaannya yang licin (Chandrasoma, 2006). Hati merupakan kelenjar tubuh yang paling besar dengan berat 1000-1500 gram. Hati terdiri dari dua lobus utama, kanan dan kiri. Lobus kanan dibagi menjadi segmen anterior dan posterior, lobus kiri dibagi menjadi segmen medial dan lateral oleh ligamentum Falsiformis (Noer, 2002).

Setiap lobus dibagi menjadi lobuli. Setiap lobulus merupakan badan heksagonal yang terdiri atas lempeng-lempeng sel hati berbentuk kubus mengelilingi vena sentralis. Diantara lempengan terdapat kapiler yang disebut sinusoid yang dibatasi sel kupffer. Sel kupffer berfungsi sebagai pertahanan hati (Price, 2006). Sistem biliaris dimulai dari kanalikulus biliaris, yang merupakan saluran kecil dilapisi oleh mikrovili kompleks di sekililing sel hati. Kanalikulus biliaris membentuk duktus biliaris intralobular, yang mengalirkan empedu ke duktus biliaris di dalam traktus porta (Chandrasoma, 2006)

Fungsi dasar hati dibagi menjadi :

  1. Fungsi pembentukan dan ekskresi empedu.
  2. Fungsi metabolic
  3. Fungsi pertahanan tubuh
  4. Fungsi vaskular hati
  5. Fungsi Pembentukan dan Ekskresi Empedu

Hal ini merupakan fungsi utama hati. Saluran empedu mengalirkan, kandungan empedu menyimpan dan mengeluarkan ke dalam usus halus sesuai yang dibutuhkan. Hati mengekskresikan sekitar 1 liter empedu tiap hari. unsur utama empedu adalah air (97%), elektrolit, garam empedu fosfolipid, kolesterol dan pigmen empedu (terutama bilirubin terkonjugasi). Garam empedu penting untuk pencernaan dan absorbsi lemak dalam usus halus. Oleh bakteri usus halus sebagian besar garam empedu direabsorbsi dalam ileum, mengalami sirkulasi ke hati, kemudian mengalami rekonjugasi dan resekresi. Walaupun bilirubin (pigmen empedu) merupakan hasil akhir metabolisme dan secara fisiologis tidak mempunyai peran aktif, ia penting sebagai indikator penyakit hati dan saluran empedu, karena bilirubin cenderung mewarnai jaringan dan cairan yang berhubungan dengannya.

  • Fungsi Metabolik

Hati memegang peranan penting pada metabolisme karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan juga memproduksi energi dan tenaga. Zat tersebut di atas dikirim melalui vena porta setelah diabsorbsi oleh usus. Monosaksarida dari usus halus diubah menjadi glikogen dan di simpan dalam hati (glikogenesis). Dari depot glikogen ini mensuplai glukosa secara konstan ke darah (glikogenesis) untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Sebagian glukosa dimetabolisme dalam jaringan unuk menghasilkan panas atau tenaga (energi) dan sisanya diubah menjadi glikogen, disimpan dalam otot atau menjadi lemak yang disimpan dalam jaringan subcutan. Hati juga mampu menyintetis glukosa dari protein dan lemak (glukoneogenesis).

Peran hati pada metabolisme protein penting untuk hidup. Protein plasma, kecuali globulin gamma, disintetis oleh hati. Protein ini adalah albumin yang diperlukan untuk mempertahankan tekanan osmotik koloid, fibrinogen dan faktor-faktor pembekuan yang lain.

  • Fungsi Pertahanan Tubuh

Terdiri dari fungsi detoksifikasi dan fungsi perlindungan, dimana fungsi detoksifikasi oleh enzim-enzim hati yang melakukan oksidasi, reduksi, hidrolisis atau konjugasi zat yang memungkinkan membahayakan dan mengubahnya menjadi zat yang secara fisiologis tidak aktif. Fungsi perlindungan dimana yang berperanan penting adalah sel kuffer yang berfungsi sebagai sistem endoteal yang berkemampuan memfagositosis dan juga menghasilkan immunolobulin.

  • Fungsi Vaskuler Hati

Setiap menit mengalir 1200 cc darah portal ke dalam hati melalui sinusoid hati, seterusnya darah mengalir ke vena sentralis dan menuju ke vena hepatika untuk selanjutnya masuk ke dalam vena kava inferior. Selain itu dari arteria hepatika mengalir masuk kira-kira 350 cc darah. Darah arterial ini akan masuk dan bercampur dengan darah portal. Pada orang dewasa jumlah aliran darah ke hati diperkirakan mencapai 1500 cc tiap menit

c. Etiologi

Lima jenis penyebab penyakit hepatitis virus akut dengan melalui ragam penyerangan, ragam permulaan dan masa inkubasi. Virus ini untuk jenis parenteral dan non parenteral sehubungan dengan mekanisme transmisi (penyerangan). Jenis non-parenteral : Hepatitis A dan Hepatitis E, penyebaran virus melalui rute oral-fecal. Jenis parenteral : Hepatitis B, Hepatitis C, dan Hepatitis D, penyerabannya melalui transfusi darah melalui pembuluh darah vena dan hubungan sex.

  1. Hepatitis A

Dahulu disebut juga dengan hepatitis infeksiosa. Penyebab yang dapat menjangkit Hepatitis A kemungkinannya adalah virus RNA dari famili enterovirus. Karakteristik Hepatitis A adalah sama dengan sifat khas dari syndroma virus dan sering kali tidak dapat dikenali. Penyebaran Hepatitis A adalah melalui jalur fekal – oral terutama lewat konsumsi makanan atau minuman yang tercemar virus hepatitis A, air yang tidak bersih mengandung sumber penyakit atau infeksi, kerang-kerang yang diambil dari air yang tercemar. Virus dapat juga tersebar melalui aktivitas sex oral-anal dan kadang-kadang melalui pembukaan pengeluran fecal dalam Rumah Sakit. Dalam kasus yang sama, Hepatitis A dapat juga bertransmisi dalam aliran darah. Penyakit ini sering terjadi pada daerah yang sanitasinya kurang. Masa inkubasi Hepatitis A antara 1 hingga 7 minggu dengan rata-rata 30 hari. Perjalanan penyakit dapat berlangsung lama, dari 4 sampai denagn 8 minggu. Umumnya hepatitis A berlangsung lebih lama dan lebih berat pada penderita yang berusia diatas 40 tahun (Brunner, dkk, 2002).

Virus hepatitis A hanya terdapat dalam waktu singkat didalam serum. Pada saat terjadinya ikterus, kemungkinan pasien sudah tidak infeksius lagi (Brunner, dkk, 2002).

  1. Hepatitis B

Brunner, dkk (2002), Hepatitis B disebut juga sebagai serum hepatitis. Dimana penyebabnya adalah virus hepatitis B (HVB). Jenis penularan HVB ini adalah secara perenteral atau kontak dengan karier atau penderita infeksi akut kontak seksual, penularan secara perinatal dari ibu kepada bayinya, dan merupakan ancaman kesehatan kerja yang penting bagi petugas kesehatan. Selain itu juga penyebarannya melalui mukosa membran dengan lewat :

1) Kontak dengan cairan tubuh, seperti : semen, saliva, dan darah.

2) Kontaminasi dengan luka yang terbuka

3) Peralatan dan perlengkapan yang terjangkit

Contoh waktu terjadinya transmisi (penyebaran), antara lain :

1) Jarum suntik (secara sengaja atau kebetulan)

2) Transfusi darah yang terkontaminasi dengan luka, goresan atau lecet

3) Mulut atau mata yang terkontaminasi selama irigasi luka atau suction

4) Prosedur bedah mulut atau gigi

Nugroho (2001), Hepatitis B dapat tersebar melalui hubungan sex dan khususnya para gay (homoseksual). Virus ini dapat juga tersebar dengan melalui penggunaan peralatan ”tato” dan pelubang daun telinga ; penggunaan yang terkontaminasinya perlengkapan pembagian obat); berciuman; dan perlengkapan lainnya. Seperti : cangkir, pasta gigi, dan rokok.

Perjalanan penyakit Hepatitis B sangat beragam. Hepatitis B kemungkinan mempunyai serangan tipuan dengan sinyal yang lemah dan sekumpulan penyakit atau komplikasi yang serius. Masa inkubasi virus hepatitis B ini adalah 28 sampai 160 hari dengan rata-rata 70 sampai 80 hari (Brunner, 2002). Virus HVB ini dapat menyerang semua umur dengan mortalitas sedikit lebih tinggi daripada hepatitis A. (Price, 1995).

  1. Hepatitis C

Hepatitis C juga sering disebut dengan hepatitis non A non B. Penyebab hepatitis ini adalah Virus Hepatitis C (HCV). Virus ini dapat menular melalui transfusi darah dan produk darah yang terkontaminasi lewat peralatan atau peralatan obat. Masa inkubasi dari virus hepatitis C ini adalah 150 hari sampai dengan 160 hari dengan rata-rata50 hari. Pada HVC ini sering terjadi status krier yang kronis pada penderita dan penyakit hati yang kronis dapat meningkatkan resiko kanker hati (Brunner, 2002).

  1. Hepatitis D

Hepatitis D disebabkan karena terinfeksi HDV, virus RNA yang tidak sempurna membutuhkan fungsi pembantu HBV. Penularan dari HVD ini adalah sama dengan penularan HVB, dengan masa inkubasi 21 sampai 140 hari dengan rata-rata 35 hari. Hasil akhir dari HVD adalah serupa dengan HBV tetapi kemungkina status karier, hepatitis aktif yang kronis dan sirosis hepatitis lebih besar (Brunner, dkk, 2002).

  1. Hepatitis E

Brunner, dkk (2002), Hepatitis E disebabkan oleh virus hepatitis E (HEV). Cara penularan HEV adalah melalui jalur fekal-oral dan kontak antara manusia meskipun resikonya rendah. Masa inkubasi dari HEV adalah selama 15 hari sampai 65 hari dengan masa rata-rata 42 hari. Hasil akhir yang dapat ditimbulkan oleh HEV serupa dengan HAV kecuali sangat berat pada wanita hamil.

d. Tanda dan Gejala

Ada beberapa manifestasi klinis dari hepatitis. Gejala hepatitis akut terbagi dalam empat tahap, yaitu fase inkubasi, fase prodormal, fase ikterik, dan konvalesen.

  1. Fase Inkubasi

Fase inkubasi merupakan waktu di antara masuknya virus sampai timbulnya gejala keluhan.

  • Fase Prodromal

Fase ini adalah fase diantara timbulnya keluhan-keluhan pertama sampai gejala timbulnya ikterus. Fase ini ditandai dengan rasa tidak enak badan umum (malaise), mialgia, antralgia, mudah lelah, gejala infeksi saluran napas atas, anoreksia, mual, muntah, diare/konstipasi, demam, derajat rendah (Hepatitis A), dan nyeri ringan pada abdomen kuadran kanan atas. Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi virus berlangsung sekitar 2-7 hari. Keluhan yang lain adalah nafsu makan menurun (pertama kali timbul), nausea, vomitus, dan nyeri perut kanan atas (uluh hati). Seluruh badan pegal-pegal terutama di pinggang, bahu, dan malaise, lekas capek terutama sore hari, suhu badan meningkat sekitar 39oC berlangsung selama 2-5 hari, pusing, dan nyeri persendian. Keluhan gatal-gatal mencolok juga pada virus hepatitis B.

  • Fase Ikterik

Ikterus muncul setelah 5-10 hari, tetapi juga muncul bersamaan dengan gejala. Setelah timbul ikterus, jarang terjadi perburukan gejala prodromal, namun justru akan terjadi perbaikan klinis yang nyata. Urine berwarna seperti the pekat, tinja berwarna pucat, dan terjadi penurunan suhu badan yang disertai dengan bradikardia. Ikterus muncul pada kulit dan sclera yang terus meningkat pada satu minggu, kemudian menetap dan baru berkurang setelah 10-14 hari. Kadang-kadang, fase ini disertai dengan timbulnya gatal-gatal pada seluruh badan, rasa lesu, dan lekas capek dirasakan selama 1-2 minggu.

  • Fase Konvalesen (penyembuhan)

Fase ini dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di hulu hati, dan kemudian disusul bertabahnya nafsu makan. Fase ini berlangsung rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya masa ikterik. Warna urine tampak normal, penderita mulai merasa segar kembali, namun lemas dan lekas capek

e. Klasifikasi

Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2016), klasifikasi Hepatitis di bagi menjadi 7 diantaranya adalah :

 1) Hepatitis A Penyebab adalah virus Hepatitis A, dan merupakan penyakit endemis di beberapa negara berkembang. Hepatitis A berisifat akut, penularannya melalui fekal dan oral. Sumber penularannya umumnya terjadi karena pencemaranair minum, makanan yang tidak dimasak, makanan yang tercemar, sanitasi yang buruk, dan personal higin rendah. Gejala bersifat akut, tidak khas bisa berupa demam, sakit kepala, mual dan muntah sampai ikterus, bahkan dapat menyebabkan pembengkakan hati. Pencegahan dan pengobatan menjaga keseimbangan nutrisi dan kebersihan lingkungan.

2) Hepatitis B Etiologi virus Hepatitis B dari golongan virus DNA. Masa inkubasi 60-90 hari, penularan vertikal 95% terjadi masa perinatal (saat persalinan) dan 5% intra uterine. Penularan horizontal melalui transfusi darah, jarum suntik tercemar, pisau cukur, tattoo, transplantasi organ. Gejala tidak khas seperti lesu, nafsu makan berkurang, demam ringan, nyeri abdomen sebelah kanan, dapat timbul ikterus, air kencing warna teh. Diagnosis ditegakkan dengan test fungsi hati serum transaminase (ALT meningkat), serologi HBsAg dan IgM anti HBC dalam serum.

3) Hepatitis C Penyebab Hepatitis C adalah sirosis dan kanker hati, etiologi virus Hepatitis C termasuk golongan virus RNA, masa inkubasi 2-24 minggu. Penularan Hepatitis C melaluli darah dan cairan tubuh, penularan masa perinatal sangat kecil, melalui jarum suntik, transplantasi organ, hubungan seks dapat menularakan tetapi sangat kecil. Kronisitasinya 80% penderita akan menjadi kronik.

4) Hepatitis D

Virus Hepatitis D jarang ditemukan tapi paling berbahaya, Hepatitis D disebut virus delta, virus ini memerlukan virus Hepatitis B untuk berkembang biak sehingga hanya ditemukan pada orang yang telah terinfeksi virus Hepatitis B.

5) Hepatitis E

Hepatitis E dikenal sebagai Hepatitis Non A – Non B, etiologi virus Hepatitis E termasuk virus RNA.Masa inkubasi 2-9 minggu. Penularan melalui fokal oral, dengan didapatkannya IgM dan IgG anti HEV pada penderita yang terinfeksi. Belum ada dilakukan pengobatan antivirus, pencegahan dengan menjaga kebersihan lingkungan, terutama kebersihan makanan dan minuman.

6) Hepatitis F

Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan tentang hepatitis F. saat ini para pakar masih melakukan penelitian lanjut tentang keberadaan hepatitis F ini. merupakan virus hipotetis yang terhubung dengan hepatitis.
7) Hepatitis G

Memiliki gejala yang sama dengan hepatitis C, sering kali infeksi bersamaan dengan hepatitis B/C. tidak menyebabkan hepatitis fulminan ataupun hepatitis kronik.penularan melalui transfuse darah dan jarum suntik.

f. Patofisiologi (Pathway Hepatitis)

Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan akibat reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit fungsional dasar dari hepar disebut lobul. Unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri. Seiring dengan berkembanganya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel- sel hepar ini menyebabkan kerusakan sel-sel hepar.

Setelah lewat masanya, sel-sel hepar hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respons sistem imun tubuh dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat. oleh karenanya, sebagian besar pasien yang mengalami hepatitis dapat sembuh dengan fungsi hepar normal. Fase ini juga ditandai dengan inflamasi dan peregangan kapsul hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas. hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati. timbulnya ikhterus disebabkan karena kerusakan sel parenkim hati. walaupun jumlah bilirubin yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrapatik, maka terjadi kerusakan dalam konjugasi. akibatnya bilirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus. hal ini dikarenakan terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indirect), maupun bilirubin yang sudah mengalami konjugasi (bilirubin direct).

Jadi, ikhterus yang timbul, terutama disebabkan karena adanya kerusakan dalam pengangkutan, konjungsi, dan ekskresi bilirubin. tinja mengandung sedikit sterkobilin, sehingga tampak pucat (abolish). Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat diekskresi ke dalam kemih, sehingga bilirubin urine menjadi pisitif dan urine berwarna gelap. peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang menimbulkan gatal-gatal pada kulit karena ikhtesus.

g. Pemeriksaan Penunjang

  • Pemeriksaan Laboratorium
    • Pemeriksaan pigmen
    • Urobilirubin direk
    • Bilirubin serum total
    • Bilirubin urine
    • Urobilirubin urine
    • Urobilirubin feses
    • Pemeriksaan protein
    • Protein total serum
    • Albumin serum
    • Globulin serum
    • HbsAg
    • Waktu protombin
    • Respon waktu terhadap vitamin K
    • Pemeriksaan serum transferase dan transaminase
    • AST atau SGOT
    • ALT atau SGPT
    • LDH
    • Amonia serum
  • Radiologi
    • Rontgen abdomen
    • Kolestogram dan kalangiogram
    • Arteriografi pembuluh darah seliaka
    • Pemeriksaan tambahan
    • Laparoskopi
    • Biospi hati

h. Penatalaksanaan

  1. Medis
    • Hepatitis virus B. penderita hepatitis sampai enam bulan sebaiknya tidak menjadi donor darah karena dapat menular melalui darah dan produk darah
    • Pemberian imonoglubin dalam pencegahan hepatitis infeksiosa memberi pengaruh yang baik. Diberikan dalam dosis 0,02ml / kg BB, intramuskular
    • Obat-obatan terpilih :
    • Kortikosteroid. Pemberian bila untuk penyelamatan nyawa dimana ada reaksi imun yang berlebihan
    • Antibiotik, misalnya Neomycin 4 x 1000 mg / hr peroral
    • Lactose 3 x (30-50) ml peroral
    • Vitamin K dengan kasus kecenderungan perdarahan 10 mg/ hr intravena
    • Roboransia
    • Glukonal kalsikus 10% 10 cc intavena (jika ada hipokalsemia)
    • Sulfas magnesikus 15 gr dalam 400 ml air
    • Infus glukosa 10% 2 lt / hr.
    • Istirahat, pada periode akut dan keadaan lemah diberikan cukup istirahat.
    • Jika penderita enak, tidak napsu makan atau muntah – muntah sebaiknya di berikan infus glukosa. Jika napsu makan telah kembali diberikan makanan yang cukup
    • Bila penderita dalam keadaan prekoma atau koma, berikan obat – obatan yang mengubah susunan feora usus, isalnya neomisin ataukanamycin samapi dosis total 4-6 mg / hr. laktosa dapat diberikan peroral, dengan pegangan bahwa harus sedemikian banyak sehingga Ph feces berubah menjadi asam.
  • Keperawatan
    • Tirah baring dan selanjutnya aktivitas pasien dibatasi sampai gejala pembesaran hati kenaikan bilirubin kembali normal
    • Nutrisi yang adekuat
    • Pertimbangan psikososial akibat pengisolasian dan pemisahan dari keluarga sehingga diperlukan perencanaan khusus untuk meminimalkan perubahan dalam persepsi sensori
    • Pengendalian dan pencegahan

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN HEPATITIS

a. Pengkajian

  • PENGKAJIAN 13 DOMAIN NANDA
  • Health Promotion
  • Kesehatan Umum : Pada klien hepatitis biasanya Klien datang dengan keluhan:Demam,sakit kepala,nyeri pada perut kanan atas,mual,muntah,ikterik,lemah,letih,lesuh,dan anoreksia.
  • Riwayat Masa lalu : riwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan penyakit yang pernah diderita sebelumnya terkait keracunan, prosedur operasi dan perawatan rumah sakit.
  • riwayat perjalanan penyakit saat ini : Pada klien hepatitis ditemukan gejala awal biasanya sakit kepala, lemah anoreksia, mual muntah, demam, nyeri perut kanan atas.
  • riwayat pengobatan : Pengobatan hepatitis akan disesuaikan dengan jenis hepatitis, tingkat keparahan infeksi, serta kondisi pasien. Hepatitis akibat infeksi virus bisa sembuh dengan sendirinya jika pasien memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik. Pengobatan hepatitis akibat infeksi virus bertujuan untuk mengatasi infeksi, meredakan gejala, dan mencegah terjadinya komplikasi. Pengobatan seperti obat interferon, imunosupresan, dan antivirus.
  • Kemampuan mengontrol Kesehatan : Menggambarkan perilaku dalam mengatasi masalah kesehatan
  • Faktor sosial ekonomi : Menggambarkan status pekerjaan, penghasilan, asuransi Kesehatan, dll
  • Pengobatan sekarang : menggambarkan nama obat,takaran, frekuensi, takaran dosis, kandungan, dan manfaat

Nutrition

a. antropometri

Pemeriksaan yang dilakukan antara lain :

1.           berat badan sekarang dan berat badan sebelumnya

2.           Lingkar perut

3.           Lingkar kepala

4.           Lingkar dada

5.           Lingkar lengan atas

6.           IMT

b.           Biochemical

meliputi data laboratorium yang abnormal

c.           Clinical

meliputi tanda-tanda klinis rambut,turgor kulit, mukosa bibir, conjungtiva anemis/tidak

d.           Diet

Meliputi nafsu makan, jenis makanan dan frekuensi makan

e.           Energi

Meliputi kemampuan klien dalam beraktifitas selama sakit

f.            Faktor penyebab masalah nutrisi

Meliputi penyebab masalah nutrisi : (kemampuan menelan, mengunyah, dll)

g.           Penilaian status gizi, bagaimana status gizi

h.           Pola asupan cairan, berapa banyak total cairan yang masuk perhari

i.            Cairan masuk, berapa jumlah input cairan perhari

j.            Cairan keluar, berapa jumlah output cairan perhari

k.           Bagaimana penilaian status cairan/ balance

l.            pemeriksaan abdomen meliputi :

•            inspeksi   : kaji bentuk abdomen, ada tidaknya lesi

•            palpasi     : kaji apakah ada nyeri tekan

•            perkusi     : kaji apakah terdengar bunyi thympani

•            auskultasi : kaji bunyi peristaltik usus

3.           ELIMINATION

a.           System urinary

1.           Pola pembuangan urine

Meliputi : frekuensi dan jumlah

2.           Adakah riwayat kelainan kandung kemih

3.           Pola urine

Meliputi : jumlah, warna , dan bau

4.           Adakah distensi kandung kemih/ retensi urine

b.           System gastrointestinal

1.           Pola eliminasi

Meliputi : frekuensi, warna dan bau

2.           Adakah konstipasi, dan faktor penyebab konstipasi

c.           System integumen

                 Meliputi : kaji integritas kulit,turgor, warna dan suhu

4.           AKTIVITY/REST

a.           Istirahat / tidur, meliputi :

1.           waktu tidur

2.           Adakah insomnia

3.           Adakah pertolongan untuk merangsang tidur

b.           Aktivitas

1.           Pekerjaan saat ini

2.           Adakah kebiasaan olagraga

c.           ADL meliputi :

1.           Apakah ada bantuan saat makan

2.           Apakah toileting dilakukan dengan bantuan

3.           Bagaimana kebersihan

4.           Bagaimana cara dalam berpakaian

d.           Adakah bantuan ADL

e.           Kaji kekuatan otot

f.            ROM

g.           Apakah ada resiko untuk cedera

h.           Cardio respons meliputi :

1.           Adakah riwayat penyakit jantung

2.           Adakah edema ekstremitas

3.           Periksa tekanan darah dan nadi saat berbaring dan duduk

4.           Pemeriksaan jantung meliputi :

•            Inspeksi : kaji apakah ada pembesaran vena ingularis

•            Palpasi : kaji apakah nadi teraba jelas dan frekuensi nadi

•            Perkusi : kaji batas-batas jantung

•            Auskultasi : kaji suara s1, s2 apakah ada suara tambahan

i.            Pulmanory Respons

1.           Adakah Penyakit sistem pernafasan

2.           Berapa banyak penggunaan oksigen

3.           Bagaimana kemampuan bernafas

4.           Apakah ada gangguan pernafasan

5.           Pemeriksaan paru-paru meliputi :

•            Inspeksi : kaji kesimetrisan, gerak nafas

•            Palpasi : kaji kesimetrisan taktil fremitus

•            Perkusi : kaji adanya suara paru (pekak,redup, sono, hipersonor, timpani)

5.           PERCEPTION/ COGNITION

a.           Orientasi / Kognisi yang dikaji meliputi :

1.           Tingkat Pendidikan

2.           Kurang pengetahuan terhadap penyakit

3.           Bagaimana pengetahuan tentang penyakit

4.           Orientasi ( waktu, tempat, orang )

b.           Sensasi / Persepsi

1.           Adakah riwayat penyakit jantung

2.           Apakah pernah sakit kepala

3.           Apakah ada penggunaan alat bantu

4.           Bagaimana penginderaan

c.           Communication

1.           Bahasa apa yang digunakan

2.           Adakah kesulitan dalam berkomunikasi

6.           SELF PERCEPTION

a.           self concept / self esteem meliputi :

1.           Bagaimana perasaan sehat / takut terhadap penyakit

2.           Bagaimana perasaan putus asa / kehilangan terhadap penyakit

3.           Adakah keinginan untuk menciderai

4.           Apakah adanya luka / cacat

7.           ROLE RELATIONSHIP

a.           Peranan hubungan yang dikaji meliputi :

1.           Status hubungan

2.           Siapakah orang terdekat

3.           Adakah perubahan konflik / peran

4.           Bagaimana perubahan gaya hidup

5.           Bagaimana interaksi dengan orang lain

8.           SEXUALITY

a.           Identitas seksual yang perlu dikaji meliputi :

1.           Bagaimana Masalah / disfungsi seksual

2.           Bagaimana periode menstruasi

3.           Metode KB apa yang digunakan

4.           Adakah Pemeriksaan sadari

5.           Adakah Pemeriksaan papsmear

9.           COPING / STRESS TOLERANCE

a.           Coping Respon meliputi :

1.           Apakah adanya rasa sedih / takut / cemas terhadap penyakit

2.           Bagaimana kemampuan untuk mengatasi sakitnya

3.           Bagaimana perilakunya yang menampakkan cemas

10.         LIFE PRINCIPLES

a.           Nilai kepercayaan meliputi :

1.           Adakah kegiatan keagamaan yang diikuti

2.           Bagaimana kemampuan untuk berpartisipasi

3.           Adakah kegiatan kebudayaan yang diikuti

4.           Bagaimana kemampuan menentukan masalah yang dihadapi

11.         SAFETY / PROTECTION

a.           Apakah ada riwayat alergi

b.           Apakah ada riwayat penyakit autoimun

c.           tanda infeksi : adakah hasil pemeriksan laboratorium yang abnormal

d.           gangguan termogulasi, adakah peningkatan suhu tubuh

e.           Gangguan / Resiko

Meliputi : komplikasi immobilisasi, jatuh, aspirasi, disfungsineurovaskuler peripheral, perdarahan, hipoglikemia, syndrome disuse, gaya hidup yang tetap.

12.         COMFORT

a.           Kaji Kenyamanan / nyeri meliputi :

1.           Provokes (yang menimbulkan nyeri)

2.           Quality (bagaimana kualitasnya)

3.           Regio (dimana letaknya)

4.           Skala (berapa skalanya)

5.           Time (waktu)

b.           Bagaiman rasa tidak nyaman lainnya

c.           Bagaimana Gejala yang menyertai

13.         GROWTH / DEVELOPMENT

a.           Pertumbuhan dan perkembangan

b.           DDST

c.           Terapi bermain

b. Diagnosis Yang Sering Muncul

  1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.
  2. Nyeri akut berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami inflasi hati dan bendungan vena porta.
  3. kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gatal pada kulit.

C. Rencana Asuhan Keperawatan

NODIAGNOSA KEPERAWATANNOCNIC
1Ketidakseimbangan nutrisii kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.Status Nutrisi
Kriteria hasil :
a)Klien dapat mempertahankan status malnutrisi yang adekuat
b)Berat  badan stabil dalam batas yang normal
Manajemen Nutrisi Identifikasi status nutrisi
Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
Monitor asupan makanan
Monitor berat badan
Berikan makanan tinggi serat
Berikan makanan tinggi kalori dan protein
Berikan suplemen makanan
Ajarkan posisi duduk saat makanAjarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi dengan dokter untuk pengobatan penambah nafsu makan
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan diet
2Nyeri akut berhubungan dengan nyeri bagian abdomen.NOC ·         
Pain Level, ·        
 Pain control ·         
Comfort level

Kriteria Hasil :
Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri,
mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri  
Manajemen Nyeri
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, durasi, kualitas, intensitas nyeri
Monitor skala nyeri
Berikan teknik nonfarmakologis : teknik nafas dalam
Edukasi tentang penyebab dan pemicu nyeri
Edukasi cara memonitor nyeri secara mandiri
Edukasi penggunan teknik nonfarmakologi
Kolaborasi pemberian analgetik  
3Kerusakaan integritas pada kulit berhubungan dengan gatal pada kulit•Tissue Integrity : Skin and Mucous Membranes
Wound Healing : primer dan sekunder  

kriteria hasil:
a. Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur, hidrasi, pigmentasi)
b. Tidak ada luka/lesi pada kulit
c. Perfusi jaringan baik
d.Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya sedera berulang
e. Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami
f. Menunjukkan terjadinya proses penyembuhan luka
Perawatan Luka
Memonitor karakteristik luka
Memonitor tanda-tanda infeksi
membersihkan dengan cairan NaCl
memberikan salep sesuai ke kulit/lesi
mempertahankan teknik steril saat merawat luka
memberikan suplemen vitamin dan minetal
menjelaskan tanda dan gejala infeksi
menganjurkan mengkonsumsi tinggi kalori dan protein
berolaborasi pemberian antibiotik  

Daftar Pustaka

Arifputera,A, et al. (2014). Kapita selekta kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.

Almatsier, Sunita. 2018. Penuntun Diet. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Ayu, S.M., Fransisca dan Sulisno, M. 2015.Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Mahasiswa Keperawatan Jurusan Keperawatan Universitas Diponegoro tentang Pencegahan Penularan Hepatitis B. Undergraduate Thesis, Universitas Diponegoro.


Demsiss, W., Seid, A., dan Fiseha, T., 2018. Hepatitis B and C: Seroprevalence, knowledge, practice and associated factors among medicine and health science students in Northeast Ethiopia. PLoS ONE 13(5): e0196539.

DepKes (Departemen Kesehatan). 2016. Sebagian Besar Kematian Akibat Hepatitis Virus Berhubungan dengan Hepatitis B dan C Kronis. Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat; Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Hardiansyah & I dewa Nyoman Supariasa.2017. Ilmu Gizi Teori dan Aplikasi. Jakarta: EGC.

Hasdianah, dkk. 2014. Pemanfaatan Gizi, Diet, dan obesitas. Yogyakarta: Nuha Medika  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *