Asuhan Keperawatan Dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

A. Pengertian
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang baru lahir dengan berat badan
kurang dari 2500 gram, terlepas dari usia kehamilan (WHO, 2019), meskipun kasus
tersering BBLR disebabkan oleh prematuritas/lahir kurang bulan (usia kehamilan < 37
minggu).

B. Klasifikasi
WHO mengelompokkan BBLR menjadi 3 golongan yaitu:

  1. Berat badan lahir rendah – BBLR (1500 – 2499 gram)
  2. Berat badan lahir rendah – BBLSR (1000 – 1499 gram)
  3. Berat badan lahir ekstrim rendah – BBLER (< 1000 gram)

C. Pengkajian

  1. Data Subjektif
    Data subjektif berasal dari laporan ibu berupa riwayat kehamilan, seperti adanya
    keputihan saat hamil, adanya peningkatan tekanan darah, adanya risiko kehamilan
    prematur seperti usia ibu kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun, hipertensi,
    riwayat keluarga dengan kelahiran prematur, dan lain-lain.
  2. Data Objektif
    Gambaran bayi berat badan lahir rendah tergantung dari umur kehamilan sehingga
    dapat dikatakan bahwa makin kecil bayi, makin muda kehamilannya.
    Dari hasil pengkajian biasanya ditemukan:
  • berat badan kurang 2500 gram
  • panjang badan kurang dari 45 cm
  • lingkar dada kurang dari 30 cm, dan lingkar kepala kurang dari 33 cm
  • masa gestasi kurang dari 37 minggu
  • kepala relatif lebih besar dari badannya
  • kulit tipis, transparan, lanugo banyak dan lemak subkutan amat sedikit
  • pergerakan kurang dan lemah, tangis lemah, pernapasan belum teratur dan
    sering apnea (gagal napas)
  • pada bayi BBLR dengan prematur maka akan terjadi ketidakmatangan sistem organ.

D. Masalah Keperawatan

  1. Defisit nutrisi, ditegakkan jika ditemukan kondisi ketidakmampuan menelan makanan/ ketidakmampuan mencerna makanan/ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient/ peningkatan kebutuhan metabolisme.
  2. Termoregulasi tidak efektif, dikarenakan suhu lungkungan ekstrim/ ketidakadekuatan lemak subkutan/ berat badan ekstrim.
  3. Risiko infeksi
  4. Risiko hipotermia

E. Intervensi

  1. Manajemen nutrisi
    a. Identifikasi status nutrisi
    b. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
    c. Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
    d. Monitor asupan makanan
    e. Timbang berat badan rutin
    f. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
    g. Lakukan IMD jika bayi dan ibu stabil serta menyusui semau bayi untuk mencegah turun berat badan > 10
    h. Bayi dengan berat < 2000 gram dan reflek hisap baik dapat diberikan dengan pipet atau sendok sedikit demi sedikit
    i. Bayi dengan berat >2000 gram dan reflek hisap baik dapat langsung menyusu pada ibuny
    j. Beri posisi kepala ditinggikan 30° untuk membantu pengosongan lambung.
    k. Sendawakan bayi dengan posisi tegak dan tepuk/usap dengan pelan punggung bayi.
  1. Regulasi temperatur
    a. Monitor suhu bayi sampai stabil (36,5°C – 37,5°C)
    b. Monitor suhu tubuh bayi setiap 2 jam, jika perlu
    c. Monitor tekanan darah, frekuensi pernapasan dan nadi
    d. Monitor dan catat tanda dan gejala hipotermia atau hipertermia
    e. Pasang alat pemantau suhu kontinu, jika perlu
    f. Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat
    g. Bedong bayi segera setelah lahir untuk mencegah kehilangan panas
    h. Gunakan topi untuk mencegah kehilangan panas pada bayi baru lahir
    i. Tempatkan bayi baru lahir di bawah radiant warmer
    j. Pertahankan kelembaban inkubator 50% atau lebih untuk mengurangi kehilangan panas karena proses evaporasi
    k. Atur suhu inkubator sesuai kebutuhan
    l. Hangatkan terlebih dahulu bahan-bahan yang akan kontak dengan bayi (misalnya selimut, kain bedongan, stetoskop, tangan perawat)
    m. Hindari meletakkan bayi di dekat jendela terbuka atau di area aliran pendingin ruangan atau kipas angin
    n. Sesuaikan suhu lingkungan dengan kebutuhan pasien
    o. Ajarkan teknik perawatan metode kanguru (PMK)
  1. Penatalaksanaan Perawatan Metode Kanguru (PMK)
    a. Perawatan Metode Kanguru (PMK) adalah tindakan merawat bayi melalui kontak kulit antara orang tua dan bayi yang sudah stabil.

    b. Jenis Perawatan Metode Kanguru:
    1) PMK intermiten yaitu metode kanguru yang diberikan hanya 1-2 jam dan tidak terus menerus. PMK ini dapat dilakukan kepada bayi yang sedang
    sakit atau dalam masa penyembuhan dari sakit serta masih memerlukan pengobatan medis.
    2) PMK kontinyu yaitu metode yang diberikan secara terus menerus atau selama 24 jam. PMK ini dapat dilakukan di ruang rawat gabung ibu dan bayi atau di rumah

    c. Manfaat perawatan metode kanguru adalah
    1) membuat suhu tubuh bayi lebih stabil
    2) membantu mempercepat peningkatan berat badan bayi
    3) meningkatkan fungsi organ tubuh bayi
    4) memudahkan bayi untuk menyusu
    5) menguatkan daya tahan tubuh bayi

    d. Tindakan Perawatan Metode Kanguru
    1) Jelaskan tujuan dan prosedur perawatan kangguru.
    2) Jelaskan keuntungan kontak kulit ke kulit orang tua dan bayi.
    3) Anjurkan orang tua menggunakan pakaian yang nyaman dengan bagian depan terbuka
    4) Monitor faktor orang tua yang mempengaruhi keterlibatannya dalam perawatan.
    5) Pastikan status fisiologi bayi terpenuhi dalam perawatan dengan mengukur tanda – tanda vital dalam batas normal.
    6) Sediakan lingkungan yang tenang, nyaman dan hangat.
    7) Berikan kursi pada orang tua jika perlu.
    8) Posisikan bayi telungkup tegak lurus di dada orang tua.
    9) miringkan kepala bayi ke salah satu sisi kanan atau kiri dengan kepala sedikit tengadah (ekstensi).
    10) Hindari mendorong kepala bayi fleksi dan hiperekstensi.
    11) Biarkan bayi telanjang hanya menggunakan popok, kaus kaki dan topi.
    12) Posisikan panggul dan lengan bayi dalam posisi fleksi.
    13) Posisikan bayi diamankan dengan kain panjang atau pengikat lainnya.
    14) Buat ujung pengikat tepat berada di bawah kuping bayi.

D. Evaluasi Keperawatan
Peningkatan berat badan, refleks hisap bayi baik, tidak terjadi infeksi, tidak terjadi hipotermia.

daftar pustaka

Kyle, T. & Carman, S. (2013). Buku ajar keperawatan pediatrik. Edisi 2. Jakarta: EGC.
Wong, D. L. (2011). Nursing care of infant and children. Edition: 9. St Louis: Mosby
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan indikator diagnostik (1st ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan tindakan keperawatan (1st ed). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan kriteria hasil keperawatan (1st ed). Jakarta: DPP PPNI.
Potter, P.A. & Perry, A. (2017/2011). Keperawatan Fundamental Vol 3. Ed. 7. (Terjemah Ennie Novieastari). Singapore: Elsivier Mosby

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *