Review Novel “Si Anak Spesial Atau Burlian” Karya Tere Liye
Judul Buku: Si Anak Spesial (Serial Anak-anak Mamak Buku-2, reover dari buku Burlian)
Penulis : Tere Liye
Tahun terbit: Desember 2018
Penerbit : Republika
Jumlah Halaman : 332 Halaman
ISBN : 978-602-5734-44-1
Buku ini menceritakan tentang kisah perjalanan hidup seorang anak yang spesial dan nakal bernama Burlian. Ia berasal dari keluarga kurang mampu yang bertempat tinggal di sebuah desa terpencil di Sumatra.
Burlian “si Anak Spesial”, anak ketiga dari empat bersaudara. Dua kakaknya bernama Eliana dan Pukat. Adiknya bernama Amelia. Julukan “si Anak Spesial “ diberikan kepada Burlian oleh Mamak dan Bapak. Bahkan tetangga, kenalan-kenalan Bapak dan Mamak juga ikut memanggilnya seperti itu. Itu adalah cara terbaik bagi Bapak dan Mamak untuk menumbuhkan percaya diri dan keyakinan pada diri Burlian. Panggilan itu seolah menjadi pegangan penting setiap Burlian terbentur masalah.
Burlian terlahir dari orang tua yang tak tamat Sekolah Rakyat (Sekolah Dasar) membuat Bapak terus menanamkan prinsip pada anak-anaknya betapa pentingnya pendidikan. Untuk mendapatkan biaya sekolah keempat anaknya, Mamak dan Bapak bekerja keras dari pagi hingga petang di kebun demi pendidikan yang dulu tak pernah mereka rasakan hingga tamat.
Burlian adalah nama anak ketiga dari si Mamak. Si Burlian dari kecil dibiasakan oleh Bapak dan Mamak dengan julukan Spesial. Si Mamak dan Bapak meskipun tinggalnya didesa pelosok kaki bukit barisan sana, dengan pendidikan yang kurang tetapi mengerti sekali cara mendidik anak. Burlian adalah seorang anak yang istimewa, berbeda dari anak-anak SD seusianya. Saat kelas 2 SD Burlian sudah bisa mengerti tentang kesedihan Ahmad temannya yang diperolok-olok oleh kakak-kakak kelasnya. dan juga mengerti keadaan Ahmad tentang kebangkrutan pabrik karet yang dimiliki Ayahnya hingga meninggalkan kampung.
Banyak sekali cerita seperti ketika Burlian menunggu durian jatuh di kebun bersama Bakwo Dar, cerita masuknya program SDSB ke kampung, cerita tentang Pak Bin yang selama 25 tahun pengabdiannya sebagai guru belum juga diangkat menjadi PNS, awal pertemuannya dengan Nakamura-san, mengenai seberapa besar cinta Mamak, pemilihan kepala kampung, tentang robohnya sekolah, serta bagaimana ketika mengintip putri mandi juga kejadian ketika ABRI masuk desa. Setiap kejadian yang terjadi dari hidup Burlian memberikan kita banyak sekali pengertian hidup yang mungkin luput dari pemahaman kita.
Banyak pelajaran berharga yang diajarkan pada novel ini, diantaranya tentang pentingnya melestarikan hutan dan menjaga keseimbangan alam pada bab “Mengintip Putri Mandi”, pelajaran mengenai moral kepemimpinan pada bab “Pemilihan Kepala Kampung”.
Selain itu, banyak keriangan dan kehangatan keluarga yang disajikan, diskusi hangat keluarga ketika berada di meja makan, cara bijaksana Bapak dan Mamak menghadapi kenakalan Burlian dan betapa besar pengorbanan seorang Mamak kepada anak-anaknya.
Banyak juga petualangan mengegangkan yang membuat pembaca menahan napas sesaat, seperti saat Burlian hampir saja mati diterkam buaya saat nekat bermain di lubuk larangan, lalu saat Burlian dan sahabatnya bergumul dengan penjahat yang bersembunyi di pekuburan belakang rumah Burlian. Bahkan ada beberapa juga kisah sedih yang disajikan dengan sangat menyentuh hati.